Ilmulompat tinggi dan pukulan keras Sändy Hyuugä 23 Desember pukul 16:47 bagi ilmu nya guru.ilmu lompat tinggi dan pukulan keras. Abby Abi Abby Abi Hehehe Ilmu gampang.. Tapi cara riadzoh yang susah.. Baik akan abi ijazahkan ilmu untuk pukulan.. Ilmu ini dulu pernah diposting digrup ini..
Lompat tinggi merupakan salah satu dari jenis olahraga cabang atletik dimana atlet lompat tinggi tersebut harus melompat untuk melewati mistar tanpa bantuan saja dapat menggunakan beragam gaya seperti gaya gunting, guling sisi, guling straddle, dan flop. Maupun gaya baru yang tidak berlawanan dengan aturan keempat gaya di atas, semuanya merupakan gaya yang cenderung membuat para atlet melompat dari sisi kanan atau kiri untuk melewati mistar supaya tidak kalian mengetahui lompat batu yang ada di Nias, tentu saja lompat tinggi ini berbeda dengan lompat tinggi yang dilakukan oleh para saja keduanya sama-sama merupakan jenis olahraga lompat batu yang ada di Nias ini hanya dilakukan untuk sebuah acara adat guna memberikan title dewasa kepada anak laki-laki yang berani jangan salah, anak laki-laki tersebut harus mampu melewati susunan batu setinggi 2-3 meter. Yang tentunya cukup tinggi untuk hendak melompat, di area lompatan juga terdapat alat bantu berupa tumpuan yang ditempatkan sekitar setengah meter dari tumpukan batu,.Dan kemudian mendarat tanpa dari lompat tinggi dan lompat batu tentunya kita lihat, lompat tinggi yang dilakukan oleh seorang atlet harus dapat melewati sebuah mistara dan mendarat di matras agar menjadi dalam lompat batu yang dilakukan oleh seorang anak laki-laki harus mampu melewati tumpukan batu. Dan mendarat tanpa matras agar mendapatkan gelar resiko pada lompat batu lebih besar, sehingga olahraga Nias ini tidak termasuk ke dalam cabang olahraga. Tetapi hanya menjadi sebuah ritual upacara catatan sejarah, lompat tinggi merupakan cabang atletik baru yang diperlombakan pertama kali pada olimpiade Skotlandia di abad ke olahraga ini termasuk ke dalam salah satu olahraga tertua yang ada di dengan perkembangan zaman, olahraga lompat tinggi ini terus mengalami dari peraturan, teknik, sampai sarana dan Lompat TinggiLapangan Lompat TinggiTahapan Posisi Lompat TinggiTeknik Dasar Lompat TinggiSarana dan PrasaranaSeperti yang telah jelaskan, dalam catatan sejarah, lompat tinggi pertama kali di olimpiadekan di Skotlandia di abad saat itu, olimpiade dimenangkan oleh seorang atlet yang berhasil melakukan lompatan setinggi 1,68 meter. Dengan menggunakan gaya di abad ke-20, gaya lompat tinggi megalami modernisai oleh seseorang warga Irlandia-Amerika yang bernama Michael pada tahun 1895, ia berhasil melakukan lompatan setinggi 1,97 meter dengan menggunakan gaya eastern dimana mengambil posisi off menyerupai gaya gunting, namun memperpanjang punggungnya serta mendatar di atas warga Amerika lainnya yang bernama George Horine mengembangkan teknik lagi yang lebih efisien. Dan dinamakan Western menggunakan teknik tersebut, George Horine berhasil melompat setinggi 2,01 meter ditahun pada kejuaraan olimpiade Berlin yang dilakukan pada tahun 1936, teknik Western Roll menjadi teknik yang paling banyak digunakan pada cabang lompat telah dimenangkan oleh Cornelius Johnson dengan lompatan setinggi dalam empat dekade kemudian, pelompat asal Amerika dan Soviet telah membuat teknik baru yang bernama teknik ini pertama kali digunakan oleh Charles Dumas dan mampu melompat setinggi 2,13 m pada tahun warga Amerika yang bernama John Thomas meraih rekor dunia dengan lompatan setinggi m 7 ft 3 3/4 in di tahun rekor dunia tersebut kemudian diambil alih oleh Valeriy Brumel dalam empat tahun ke asal Rusia ini mencatat rekor dengan tinggi lompatan mencapai 2,28 m 7 ft 5 3/4 in.Serta meraih mendali emas di olimpiade pada tahun 1964 sebelum ia mengalami kecelakaan motor yang mengakhiri Brumel tersebut, teknik lompat tinggi dikembangkan lagi oleh para atlet sehingga pada saat ini tercatat ada banyak gaya untuk lompat adalah gaya gunting Scissors, gaya guling sisi Western Roll, gaya guling Straddle dan gaya Fosbury awal kemunculan lompat tinggi ini, banyak atlet yang menggunakan teknik pendekatan atau teknik gunting, sebab untuk melompat tidak dilakukan secara gaya tertentu yang harus peserta kuasai agar terhindara dari abad ke -19 para atlet lompat tinggi mendarat serta jatuh di atas tanah berumput dengan menggunakan gaya gunting. Yakni gaya dengan cara membelakangi ternyata gaya juga banyak yang mengakibatkan cedera bagi para kini, lompat tinggi dilaksanakan dengan mendarat di atas matras sehingga kecelakaan bisa di masa kini, atlet lompat tinggi banyak yang menggunakan teknik fosbury Lompat TinggiAdapaun peraturan yang berlaku ketika pelaksanaan pertandingan atau kejuaraan lompat tinggi, diantarnya adalah sebagai berikut1. Para atlet nantinya akan bertandi untuk sebisa mungkin melewati mistar tanpa menjatuhkannya hingga mencapai batas yang tidak dapat melanjutkan lompatan lagi dinyatakan Setiap atlet mempunyai 3 kesempatan untuk melewati mistar dengan ketinggian yang jika dalam ketiga kesempatan tersebut gagal dalam melewati mistar maka dinyatakan Tolakan hanya diperbolehkan dengan menggunakan satu Jika peserta menjatuhkan mistar dalam percobaan ketiga maka dinyatakan Peserta atau menggunakan seragam serta segala atribut lain yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan mengenai jenis sol sepatu yang Lompat TinggiLapangan lompat tinggi dibagi menjadi empat jalur awalan, daerah tolakan, mistar serta penyangganya, dan matras untuk penejalasan di bawah1. Area atau jalur awalan bentuknya menyerupai bujur sangkar atau setengah lingkaran yang memiliki jarak dari tepi ke titik pusat sejauh 15 tersebut merupakan jarak awalan yang digunakan peserta sebelum melakukan dapat disimpulkan bahwa peserta dapat melakukan awalan dari jalur yang lebih jauh lagi selama hal itu tidak melebihi Daerah tolakan berada disekitar depan dan bawah mistar. Area tolakan harus dibuat sedatar mungkin, bersih, serta tidak tersebut agar tidak menggelincirkan atlet pada waktu melakukan Mistar dibuat dengan panjang sekitar 3,98-4,02 meter dan berat maksimal 2 kilo gram, disangga dengan menggunakan penyangga mistar yang diletakan secara bersejajar dengan jarak yang sama dengan panjang penyangga wajib memiliki ukuran disalah satunya sebagai penentu tinggi mistar atau tinggi Mistar ditopang dengan menggunakan penopang mistar yang ada pada masing-masing tiang penyangga, ukuran dari penopang mistar yakni Tempat pendaratan atau matras berukuran 3Ă—5 meter yang terbuat dari bahan busa dengan ketebalan 60 bagian atasanya ditutup kembali dengan menggunakan matras dengan ketebalan 10-20 Posisi Lompat TinggiPada waktu hendak melakukan lompat tinggi terdapat beberapa teknik yang harus 4 tahapan posisi yang harus diketahui sebelum melakukan kegiatan teknik lompat adalah sebagai berikutPosisi awalan merupakan gerakan berlari menuju mistar sebelum melakukan tolakan merupakan gerakan pada tumpuan kaki dilantai dasar guna menaikan badan menuju ke atas mistar atau melayang merupakan gaya pada waktu posisi badan berada di atas mistar atau di mendarat merupakan posisi jatuhnya badan pada waktu di atas Dasar Lompat TinggiTeknik dasar lompat tinggi sama halnya dengan teknik dasar yang digunakan saat melakukan lompat terbagi menjadi 4 teknik dasar. Yakni teknik awala, teknik tolakan, teknik saat melayang diudara, dan teknik adalah penjelasan mengenai teknik dasar lompat Teknik Awalan Lompat TinggiTeknik awalan ini merupakan salah satu kunci keberhasilan jumper untuk melewati ini adalah gerakan berlari menuju mistar sebelum melakukan merupakan hal-hal yang perlu untuk diperhatikan saat sedang melakukan teknil awalan pada lompat yang dilakukan pada teknik awalan haruslah tepat karena hal itu akan memaksimalkan hasil dari tinggi lompatan. Berikut merupakan sudut yang dapat digunakan dengan berbagai gaya di dalam lompat tinggiGaya Straddle, sudut awalan terletak diantara 30 hingga 35 derajatGaya gunting, sudut awalan terletak diantara 40 hingga 50 derajatGaya Guling sisi, sudut awalan kurang lebih terletak diantara 40 derajatGaya Flop, sudut awalan terletak diantara 70 hingga 85 derajat, meski terdapat tiga langkah sebelum melaksanakan tumpuan, sudut lari mengecil hingga menjadi kisaran 30 sampai 40 derajat. Pastikan agar mendapatkan sudut terbaik sesuai dengan gaya yang mana kaki yang terkuat untuk melakukan tumpuan. Sebab setiap sudut yang dipakai pada setiap gaya berbeda dan harus disesuikan dengan teknik berlari bukanlah kunci untuk mendapatkan lompatan yang tinggi. Karena ketika berlari kencang, tubuh cenderung akan terdorong ke depan serta susah untuk mengendalikannya. Sehingga ketika melakukan teknik awalan diawali dengan berlari pelan dan kemudian dipercepat dengan lari yang umumnya langkah yang digunakan dalam teknik awalan lompat tinggi antara 9 sampai 15 Teknik Tolakan Lompat TinggiDalam melakukan tolakan sangat disarankan untuk menggunakan kaki yang paling kuat sebagai ini agar jumper dapat memperoleh lompatan yang awalan yang baik ialah saat melakukan lompatan, serta titik tertinggi tepat saat melayang di atas titik tumpuan terlalu jauh, maka tinggi maksimal dari lompatan juga maksimal, serta ketika turun dari lompatan dapat menyenruh jika titik tumpuan terlalu dekat, mistar dapat tersentuh waktu akan melayang ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikaan saat melakukan teknik tolakan lompat ditumpukan kepada kaki pada bagian bawah dengan cara menekukan kaki dengan sudut sekitar 130 sampai 160 derajat, sehingga tolakan yang diperoleh akan melakukan sesi tumpuan, badan dicondongkan agak kebelakang. Namun jika menggunakan gaya flop badan jangan dicondongkan ke tumpuan dengan kuat dan juga cepat, sehingga dapat menghasilkan tenaga tolakan daya ledak yang melakukan tumpuan, lakukanlah dengan diawali bagian tumit terlebih dahulu. Lalu diikuti dengan seluruh telapak kaki serta ujung kaki. Tumpuan kaki diusahakan lurus dari lutut sampai ujung melakukan tumpuan, ayunkan lengan dengan serentak untuk menambah daya Sikap Badan Saat Melayang Diatas Mistar MelayangSikap melayang di atas mistar berbeda pada setiap gaya yang sikap dari melayang ini sangat ditentukan oleh gaya yang dilakukan dalam lompat merupakan penjelasan mengenai teknik dasar melayang di atas mistar pada masing-masing tinggi Gaya Straddle, Gaya Stradle pertama kali digunakan oleh Charlers Dumas. Dalam melakukan gaya straddle posisi badan jumper waktu di atas mistar ialah dengan gaya tengkurap. Serta ketika turun menyegerakan kaki untuk diposisikan lurus ke bawah. Guna memperoleh lompatan yang tinggi, otot perut juga diperlukan guna mengangkat tubuh pada waktu melayang tinggi Gaya Gunting, terdapat dua gaya gunting dalam olahraga lompat tinggi. Yakni gaya gunting klasik yang lalu disempurnakan oleh Micahel Sweeney. Pada gaya gunting klasik lompatan dilakukan dengan cara memakai gaya jongkok, yang dimana tubuh diposisikan menghadap mistar. Sementara Sweeney meralat sedikit dari gaya yang telah ada yakni awalan dilakukan dengan tubuh memposisikan badan di samping mistar. Sehingga posisi tubuh miring atau sejajar dengan tinggi gaya guling sisi, gaya guling sisi juga dikenal dengan sebutan gaya western roll, dan untuk melakukannya diawali dari sisi samping mistar. Lalu setelah tubuh terangkat ke atas dengan posisi telentang serta telah mencapai mistar, tubuh kemudian dimiringkan ke sisi lain tolakan guna untuk melakukan pendaratan. Tetapi, saat melakukan gaya guling sisi, kepala terletak lebih rendah daripada pinggul serta gaya ini juga sempat dilarang dalam perlombaan lompat tinggi gaya flop, gaya Flop juga dikenal sebagai gaya Fosbury Flop, gaya ini diciptakan oleh warga Amerika yang bernama Dick Ricarod Fsobury . Gaya flop merupakan gaya yang cukup sulit untuk dilakukan oleh seorang pemula. Sebab untuk melakukan lompatan, tubuh harus membelakangi mistar, dan diikuti dengan melewati mistar menggunakan punggung. Sehingga, gaya ini menyerupai gaya salto namun dengan berbalik serta menggunakan punggung sebagai tumpuan pada saat melewati Teknik mendarat lompat tinggiTeknik mendarat merupakan gerakan akhir dari rangkaian gerak dengan cara menjatuhkan badan ke atas matras saat tubuh berhasil melewati teknik mendarat dalam lompat tinggi bukanlah hal yang menentukan menang tidaknya dalam dalam pertandingan lompat tinggi intinya adalah peserta mampu melompat setinggi-tingginya tanpa menyentuh atau menjatuhkan melakukan teknik pendaratan, sikap disesuaikan dengan gaya yang agar menggunakan tumpuan kaki serta melakukan gerakan anti klimaks yang menyerupai gaya pegas pada lakukanlah dengan sadar, sehingga tidak akan terjadi cidera atau kecelakaan saat melakukan lompat dan PrasaranaUntuk AwalanDaerah awalan panjangnya tak terbatas minimum panjangnya 15 tumpuan harus datar, dan tidak licin, serta tingkat kemiringanya 1 Lompat Tiang lompat harus kuat dan juga kokoh, bisa terbuat dari bahan apa saja dengan arak kedua tiang yakni antara 3,98 hingga 4,02 lompat dapat terbuat dari kayu,metal atau bahan lainnya, asalkan sesuai dengan Panjang mistar lompat yakni 3,98 hingga 4,02 m serta berat maksimal mistar ialah 2,00 tengah mistar antara 2,50 hingga 3,00 m, dengan penampang mistar yang berbentuk bulat serta permukaannya harus datar dengan ukurannya yakni 3cm x 15 cm x 20 penopang bilah yaitu 4 cm dan panjangnya 6 Pendaratan ukurannya tidak boleh kurang dari 3 x 5 m. Dan terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm serta di atasnya ditutupi dengan matras setebal 10 hingga 20 ulasan singkat mengenai lompat tinggi, semoga dapat membantu kegiatan belajar kalian ya.
Apapunalasan Anda untuk mencari artikel tentang ilmu untuk lumpat tinggi dan kuat pukulan, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang ilmu untuk lumpat tinggi dan kuat pukulan yang sedang Anda cari.
Oleh Ani Rachman, Guru SDN Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Lompat tinggi pertama kali dikompetisikan pada abad ke-19 di Skotlandia. Di era sekarang, olahraga satu ini cukup populer. Bahkan lompat tinggi menjadi salah satu cabang atletik yang mencetak banyak atlet berbakat. Lompat tinggi dilakukan untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar dengan ketinggian tertentu. Pengertian lompat tinggi Lompat tinggi adalah gerakan melompat ke atas sebagai upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin untuk jatuh mendarat.Tinggi minimal tiang mistar lompat adalah 2,5 meter dan panjangnya 3,15 meter. Gaya lompat tinggi Ilustrasi lompat tinggi Berikut beberapa jenis gaya lompat tinggi Gaya gunting scissor Disebut sebagai gaya sweney. Saat melakukan gaya ini, pelompat melakukan awalan dari tengah. Baca juga Gaya Lompat Tinggi Ketika hendak melompat, jika tumpuan dilakukan menggunakan kaki kiri, pelompat akan mendarat dengan kaki kiri.
1 Berlatihlah melompat. Pantaulah progres lompatan dengan melompat vertikal beberapa hari sekali. Akan tetapi, jangan hanya berlatih melompat sebab progresnya akan melambat. Lakukan juga latihan lain agar kondisi fisik Anda tetap prima sehingga mampu menunjukkan performa sebagai atlet terbaik saat berolahraga.
ArticlePDF Available AbstractTujuan penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan pengaruh model latihan dan fleksibilitas terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw. Penelitian ini dilakukan di klub Duta Perdana Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial sederhana 2X2. Melalui simple random sampling diperoleh sejumlah 40 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Metode latihan Pliometrik memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw dibandingkan dengan metode latihan beban, 2 Bagi kelompok kelentukan tinggi dilatih dengan metode latihan Pliometrik lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih metode latihan beban, 3 Bagi kelentukan rendah diberikan metode latihan beban lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan pliometrik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw, 4 Terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampan smas pada permainan sepaktakraw. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 49 PENGARUH METODE LATIHAN DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SMAS DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW Asry Syam Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Gorontalo email asri_s_2006 Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan pengaruh model latihan dan fleksibilitas terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw. Penelitian ini dilakukan di klub Duta Perdana Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial sederhana 2X2. Melalui simple random sampling diperoleh sejumlah 40 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Metode latihan Pliometrik memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw dibandingkan dengan metode latihan beban, 2 Bagi kelompok kelentukan tinggi dilatih dengan metode latihan Pliometrik lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih metode latihan beban, 3 Bagi kelentukan rendah diberikan metode latihan beban lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan pliometrik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw, 4 Terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampan smas pada permainan sepaktakraw. Kata Kunci Metode Latihan, pliometrik, latihan beban, sepak takraw, smash. EFFECT OF TRAINING METHODS AND FLEXIBILITIES TOWARD SMASH OF PERFORMACE IN SEPAKTAKRAW GAME Abstract The purpose of this study was to look for differences in training models and support for smash in sepaktakraw. This research was conducted at the Duta Perdana Gorontalo club. An experimental method factorial 2X2 design. Through simple random sampling, 40 samples were obtained. The results showed that 1 the plyometric training method had a better influence on the ease of smash in a sepaktakraw compared with weight training method, 2 for the high flexibility group drilled with the plyometric training method for its better effects than those drilled with the weight training method, 3 For the low flexibiliy given the weight training method is better than the plyometric training , 4 There were an interaction between the training method and flexibility of the Smash in the sepaktakraw. Key words training method, plyometric, weight training, sepak takraw, smash Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 50 PENDAHULUAN Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga yang telah banyak mengalami perubahan dalam perkembangannya. Dari yang sifatnya tradisional atau dimainkan dengan sangat sederhana dan simpel menjadi olahraga modern yang dimainkan dengan peraturan komplit seperti sekarang ini. Dari yang bersifat demonstrasi menjadi olahraga permainan yang dapat dipertandingkan. Dari olahraga yang mulanya hanya sebagai kegiatan mengisisi waktu luang menjadi olahraga prestasi. Olahraga ini awal mulanya menggunakan bola terbuat dari rotan sekarang berubah menjadi bola yang terbuat dari plastik synthetic fibre. Dari istilah “sepak raga” berubah nama menjadi “sepak takraw”. Perubahan tersebut terjadi karena mulai dipertandingkan di PON, yakni sejak PON X tahun 1981. Namun berdasarkan histori diberbagai daerah di Indonesia khususnya dan di negara Asia pada umumnya tetap mengenal sepak takraw dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai luhur dan misi budaya masing-masing. Misalnya dibeberapa daerah di Indonesia seperti sulawesi selatan dikenal dengan “marraga akraga”, di Riau dikenal dengan nama “rago tinggi”, Sumatera Barat dan Bengkulu dikenal dengan nama “sepakrago”, dan secara keseluruhan di Indonesia dikenal dengan “sepak raga”. Kemudian di negara Asia lainnya mempunyai istilah yang berbeda-beda, misalnya Malaysia dikenal dengan “sepak raga jaring”, Brunai dikenal dengan “sepak raja”, China dikenal dengan “theng chew”, “di Burma dikenal dengan “chung long”, laos dikenal dengan “kator”, Philipina dikenal dengan “sipa”, Thailand dikenal dengan “takraw”, dan di Singapura dikenal dengan “bola sepak raga”. Untuk mengorganisir dan mengakomodir berbagai istilah yang dikenal diberbagai negara maka pada tangal 27 maret 1965 istilah “sepak takraw” dibakukan secara resmi di Malaysia. Secara harfiah kata “takraw” berasal dari bahasa Thai, yang artinya bola yang terbuat dari rotan. Kemudian ditambah didepan kata “sepak” dari bahasa melayu artinya menendang, memainkan, bola dengan bagian kaki mulai dari ujung kaki sampai kepangkal paha. Permainan ini didominasi oleh kaki yang dimainkan diatas lapangan seluas lapangan bulutangkis dan dipertandingan antara dua regu yang saling berhadapan dengan jumlah pemain masing-masing 3 tiga orang. Permainan sepak takraw mulai dikembangkan di Indonesia setelah adanya kunjungan tim sepak takraw Malaysia pada bulan september 1970 dan tim sepak takraw singapura pada april 1971. Kedua tim tersebut telah mengadakan pertunjukan di beberapa kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Medan. Dengan adanya kunjungan dari kedua tim sepak takraw tersebut maka diadakan suatu pertemuan yang dimulai pada 29 september sampai 5 oktober 1970 di Cipayung, Bogor. Dari hasil pertemuan tersebut, Direktur Jendral Pendidikan Olahraga dan Pemuda mengintruksikan agar permainan sepak takraw segera dikembangkan dan dibina di seluruh Indonesia. Berawal dari kunjungan kedua negara tersebut selanjutnya didirikanlah induk organisasi sepak takraw pada tahun 1971 yang disebut dengan PERSERASI didukung oleh lahirnya beberapa Pengda yaitu Pengda Sumut, Sumbar, Riau, dan Sulsel. Pada tahun 1980 PERSERASI mengadakan kejuaraan nasional sepak raga ke-3 yang diikuti oleh 14 kontingen. Berkat kerja keras itu maka PB PERSERASI berhasil memasukan sepak raga menjadi salah satu cabang olahraga yang dipetandingkan dalam PON 1981. Perkembangan selanjutnya dapat Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 51 diperhatikan bahwa sepak raga yang disebut juga sepak takraw masuk kedalam Sea Games yang diikuti oleh beberapa negara antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Sebagai sebuah organisasi PB. PERSERASI pada tanggal 6 – 8 menyelenggarkan kongres yang dihadiri 24 utusan daerah. Salah satu keputusan penting dari kongres itu adalah istilah sepak raga diganti dengan istilah sepak takraw, sehingga dengan sendirinya Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia PERSERASI berubah menjadi Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia PERSETASI. Kemudian PERSETASI sekaligus menjadi anggota Internasinal Sepak Takraw Federation ISTAF dan Asian Sepak Takraw Federtion. PB. PERSETASI 21. Tentunya sebagai salah satu dari berbagai cabang olahraga yang berkembang di Indonesia, prestasi sepak takraw cukup banyak mengalami kemajuan, para pelatih, pembina di daerah seluruh Indonesia sangat antusias menggenjot atlitnya yang sewaktu-waktu dapat dipersiapkan untuk mengikuti kejuaraan, baik yang bersifat daerah, nasional maupun internasional. Dari segi perhatian pemerintah pada cabang ini dinilai cukup serius, ditandai dengan berdirinya PPLP Pusat Pendidikan Latihan Pelajar sepak takraw pada tahun 1983 yang merupakan wadah pembibitan olahraga pelajar berbakat dan berpotensi yang berorientasi terhadap pencapaian prestasi baik dibidang akademis maupun dibidang olahraga secara optimal. Namun prestasi yang diharapkan belum sepenuhnya tercapai dengan baik. Usaha melahirkan atlet yang berprestasi tinggi tidaklah mudah, namun memerlukan waktu dan melibatkan berbagai komponen. Adapun komponen –komponen yang berperan dalam pencapaian pretasi menurut Harsono ada empat faktor yang berpengaruh dalam mendapatkan prestasi olahraga, yaitu 1 kondisi fisik, 2 teknik, 3 taktik, 4 psikologis. Keempat komponen tersebut harus diberikan kepada atlet secara terprogram, teratur, terarah dan terukur untuk mendapatkan prestasi yang optimal. Berbicara masalah komponen teknik maka melatih penguasaan teknik keterampilan pada cabang sepak takraw sangatlah penting karena salah satu kelemahan yang nyata pada atlet sepak takraw adalah tampil tidak maksimal karena penguasaan keterampilan masih sangat kurang memadai. Olahraga beregu telah banyak model-model latihan yang diterapkan dalam permainan yang berkaitan satu sama lain, di mana selama pelajaran latihan pada umumnya dilaksanakan di bawah kondisi yang serupa dengan spesifikasi permainannya Tudor O Bomba, 1994 27. Sehubungan penguasaan keterampilan, smash adalah salah satu keterampilan yang harus dilatih dalam permainan sepak takraw. Karena dengan smash yang mematikan, maka poin bagi suatu regu itu dapat bertambah sekaligus dapat menentukan kemenangan dalam pertandingan. Kegagalan dalam melakukan smash kedaerah lawan berarti memberikan peluang untuk lawan dalam memperoleh poin. Terjadinya kekalahan dalam pertandingan salah satunya disebabkan oleh teknik smash yang tidak akurat dan efisien. Data yang diperoleh bahwa dalam satu set pertandingan salah satu regu bisa mendapatkan tiga lima puluh kali peluang mematikan bola dengan smash, tetapi yang bisa dilakukan hanya bisa sepuluh kali itupun banyak yang tersangkut di atas net, diblok dan bolanya keluar garis. Sedangkan pihak lawan empat puluh kali peluangnya melakukan smash empat kali gagal. Dengan demikian hal ini menjadi permasalahan Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 52 serius yang harus di perhatikan dalam bermain sepak takraw. Ucup Yusuf, mengatakan bahwa score smash secara keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor sasaran dengan skor waktu dari 5 kali kesempatan melakukan smash. Ucup Yusuf 74. Smash yang merupakan salah satu senjata utama dalam proses memenangkan pertandingan, sangat diperlukan loncatan dan pukulan yang keras. Dengan demikian faktor kondisi fisik yang menjadi pendukung utamanya untuk lebih maksimal dalam melakukan gerakan smash. Komponen fisik tersebut adalah kekuatan, kecepatan, kelentukan, koordinasi, power, daya tahan dan sebagainya. Seorang yang melakukan smash akan terlihat nyata hasilnya ketika salah satu komponen tersebut tidak dimiliki. Tungkai atau kaki secara umum sangat berperan dalam memainkan bola, menyepak, sebagai tumpuan dan sebagainya, tetapi yang lebih khusus lagi peran tungkai adalah pada saat melakukan smash lurus sangat diperlukan. Dimana kaki harus mampu menjangkau bola pada posisi melambung di atas kepala. Ucup yusup mengatakan untuk melakukan smash dengan kaki, kakinya harus mampu menjangkau bola. Kemampuan itu dimungkinkan kalau kualitas fleksibilitas kakinya cukup tinggi sehingga dia akan mampu melakukan sepakan smash yang keras. Kelentukan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam suatu penampilan gerak. Terutama sekali yang menyangkut kapasitas fungsional suatu persendian, tendon ligamen beserta otot-otot di sekitarnya melakukan gerak secara maksimal. Seseorang yang kurang memiliki kelentukan biasanya gerakanya kaku, kasar dan lamban. Kelentukan sangat diperlukan dalam permainan sepak takraw terutama kelentukan tungkai sesuai dengan anggota tubuh yang dominan digunakan dalam bermain sepak takraw. Seseorang yang memiliki kelentukan tungkai dapat memudahkan efisiensi gerakan, seperti gerakan-gerakan koordinasi, kecepatan, kelincahan, power dan keterampilan dalam bermain sepak takraw. Kelentukan adalah ukuran seberapa jauh seseorang dapat menggerakan lengan, tungkai dan tubuhnya pada sendi masing-masing. Suatu cabang olahraga tertentu yang banyak menggunakan gerakan-gerakan, merunduk, meliuk dan menekuk, seperti sering terjadi pada permainan sepak takraw yang sangat memerlukan kelentukan tubuh yang baik untuk dapat selalu unggul dari yang lainnya. Michael Yassis, 1992 73. Dalam meningkatkan kualitas gerakan keterampilan dapat menggunakan metode latihan pliometrik dan latihan beban yang disesuaikan dengan kualitas kelentukan masing-masing alet. Metode latihan pliometrik pada prinsipnya merupakan latihan dengan pendekatan kecepatan-kekuatan yang dirancang untuk mengembangkan power eksplosif, kecepatan reaksi, kegesitan, kelincahan, ketangkasan pada atlet. Menurut Donald A. Chu, 1992 1 bahwa metode latihan pliometrik adalah cara latihan yang dapat menghasilkan kontraksi otot menjadi kuat dengan gerakan yang sangat cepat. Hazeldyne, 1989 89 mengatakan bahwa pliometrik adalah bentuk latihan dengan meningkatnya kualitas atlet yang berupa power yang dilakukan secara eksplosive dengan gerakan reaktif yang dilihat pada aktifitas kita. Metode latihan beban merupakan metode latihan dengan pendekatan kekuatan-daya tahan otot yang dirancang untuk mengembangkan kekuatan pada atlet. Metode latihan beban secara khusus dirancang untuk meningkatkan kekuatan, power dan ketahanan otot. Latihan ini mempunyai berbagai macam Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 53 bentuk yang berkaitan erat dengan gerakan otot yang dilakukan secara statis maupun dinamis. Edward L. Fox and Richard w, Bowers, 1991. Kedua metode latihan tersebut penerapanya terpusat pada tungkai sesuai dengan angota tubuh yang dominan dipakai dalam gerakan smash lurus pada permainan sepak takraw. METODE Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2X2. Variabel bebas yaitu Metode latihan Pliometrik dan Metode latihan beban, variabel terikat adalah kemampuan smas dalam sepaktakraw, serta variabel kategori yaitu kelentukan tinggi dan kelentukan rendah. Populasi terjangkau adalah atlet putera pada klub Duta Perdana Gorontalo yang telah pernah mengikuti pertandingan dengan sampel 40 orang dan dibagi kedalam empat kelompok yang setiap kelompok terdiri atas 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Rangkuman Hasil Kemampuan Smash Hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Anava dirangkum dan disajikan dalam bentuk Tabel 2. Rangkuman Hasil Anava Dua Arah Kemampuan Smas Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 54 Berdasarkan Tabel 2, hasil analisis varians dua jalan dapat dijelaskan sebagai berikut. Perbedaan Kemampuan Smas antara Kelompok Metode Latihan Pliometrik dan Kelompok Metode Latihan Beban Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians mengenai perbedaan pengaruh metode Pliometrik dibandingkan dengan Metode Beban terhadap kesegaran jasmani siswa seperti tampak pada Tabel 16 di atas. Terbukti bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan latihan, yaitu diperoleh harga Fh antar kolom A sebesar yang teryata lebih besar daripada Ft sebesar Fh = > Ft = dengan dk pembilang V1 a-1b-1 = 1, dk penyebut V2 ab n-l = 2 x 2 11-1 = 36. Artinya hipotesis nol H0 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan smas antara Kelompok Metode Pliometrik dan kelompok Metode Beban ditolak, atau hipotesis penelitian gagal ditolak. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan kemampuan smas antara Kelompok Metode Pliometrik dan kelompok Metode Beban. Tabel 3. Hasil ANAVA Dua Arah Tahap Lanjut dengan Uji Tukey Kelompok yang dibandingkan Harga Perbedaan Rerata Absolut A1 dan A2 B1 dan B2 A1B1 dan A2B1 A1B2 dan A2B2 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Berdasarkan uji lanjut yang dilakukan dengan menggunakan uji Tukey diperoleh harga Q hitung Qh = yang lebih besar daripada Q tabel Qt = atau Qh > Qt pada taraf signifikansi α = dengan dk 240, sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara metode Pliometrik dan Metode Beban. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa Kemampuan smas Kelompok Metode Pliometrik memiliki pengaruh lebih tinggi daripada kelompok Metode Beban. Perbedaan Kemampuan Smas yang Memiliki Kelentukan Tinggi antara Kelompok Metode Latihan Pliometrik dan Kelompok Metode Latihan Beban Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians tahap lanjut dengan uji Tukey mengenai perbedaan kemampuan smas yang memiliki kelentukan tinggi antara kelompok Pliometrik dan kelompok Beban, secara keseluruhan seperti tampak pada Tabel. Terbukti bahwa terdapat perbedaan bagi kelompok yang memiliki kelentukan tinggi antara kelompok Pliometrik A1B1 dan yang dilatih dengan Beban. Pada kelompok A1B1 dan A2B1 harga Q hitung Qh = lebih besar daripada Qt = atau Qh > Qt pada taraf signifikan dengan demikian Hipotesis nol Ho; ditolak atau hipotesis kedua gagal ditolak. Artinya, bahwa hasil kemampuan smas yang memiliki kelentukan tinggi dengan Pliomertik lebih tinggi baik daripada yang dengan Beban XAIBI = > XA2B1 = Perbedaan Kemampuan Smas yang Memiliki Kelentukan Rendah antara Kelompok Metode Latihan Pliometrik dan Kelompok Metode Latihan Beban Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians tahap lanjut dengan menggunakan uji Tukey mengenai perbedaan kemampuan smas yang memiliki kelentukan rendah antara kelompok Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 55 pliometrik dan kelompok beban, secara keseluruhan seperti tampak pada Tabel di atas. Terbukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kelentukan rendah antara kelompok Plimetrik A1B2 dan kelompok Beban A2B2. Pada kelompok A1B2 dan A2B2 harga Q hitung Qh = lebih besar daripada Q tabel Qt = atau Qh > Qt pada taraf signifikansi α = berarti hipotesis nol H0 ditolak atau hipotesis ketiga diterima. Interaksi antara Model latihan dan Fleksibilitas Terhadap Penampilan Servis Atas Berdasarkan hasil perhitungan anava seperti tampak Tabel 2 bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan, yaitu diperoleh harga Fh kolom AB sebesar yang ternyata lebih besar dari Ft sebesar dengan dk pembilang V1 a-lb-l = 1, dk penyebut V2 abn-l = 2x2 10-1 = 36.. Berarti pencapaian tingkat kemampuan smas dipengaruhi oleh interaksi antara metode latihan dan kelentukan. Interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampuan smas dapat dilihat pada gambar berikut. Fleksibilitas Tinggi Rendah Gambar1 Interaksi Model latihan dengan kelentukan Pembahasan Metode latihan pliometrik memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan smas dalam permainan sepaktakraw dibandingkan dengan metode latihan beban. Hipotesis pertama menyatakan bahwa meode latihan pliometrik A1 lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih dengan Metode latihan beban A2 secara keseluruhan terhadap kemampuan smas pada permainan sepaktakraw. Hal ini dapat diterima kebenarannya karena sesuai dengan hasil analisis yang signifikan. Latihan pliometrik adalah salah satu metode latihan yang dapat meningkatkan kekuatan, daya ledak power explosive, kecepatan kontraksi otot. Bentuk latihan ini sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan smash lurus. Karena dalam latihan pliometrik atlet diarahkan kepada latihan yang bertumpu pada pengembangan kekuatan eksplosif, kecepatan reaksi, ketangkasan gerak. Maka secara otomatis kerja tendon, crossbridge, filamen actin dan filamen myosin yang menyusun serabut otot dan sensor-sensor dalam otot spindel proprioceptors akan menghasilkan kontraksi otot cepat atau fast-twitch fiber Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 56 dan gerakan strect refleks. Dalam latihan pliometrik mengarah pada gerakan cepat dengan kekuatan penuh dan berlangsung dalam waktu sependek-pendeknya. Dan keadaan seperti ini menyebabkan protein myosin, berfungsi sebagai enzim untuk memecahkan Adenosin Triphosfat ATP. Dalam hal ini energi yang dipergunakan lebih bersifat anaerobic. Latihan beban adalah metode latihan yang menggunakan peralatan mekanis seperti barbel, dambell, pakaian yang diberi beban, pemukul, tabung-tabung lentur, sabuk kaki dan sebagainya yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, daya ledak, kekuatan dan daya tahan mempunyai dampak positif terhadap pengembangan kemampuan teknik smash lurus dalam sepak takraw. Latihan beban dilakukan dengan sedikit lambat ketimbang latihan pliometrik, karena tubuh mendapat tahanan dari suatu beban. Secara fisiologi bahwa gerakan yang dilakukan dengan lambat berarti lebih cenderung serabut otot yang aktif lebih banyak serabut otot lambat slow twitch fiber dan sistem energy cenderung mengarah energy aerobik. Latihan beban juga bermanfaat dalam pembentukan hipertropi otot yang pada akhirnya akan membantu daya tahan otot yang bekerja pada saat melakukan smash lurus yang ekplosif. Tetapi karena smash lurus pada umumnya dilakukan dengan cepat maka seseorang yang terbiasa terlatih dengan latihan beban membutuhkan penyesuaian untuk melakukannya. Jadi pada prinsipnya latihan pliometrik lebih mengarah kepada pendekatan kekuatan-kecepatan yang tujuan akhirnya menghasilkan daya ledak sesuai dengan karakteristik dan proses pelaksanaan smash lurus yang dilakukan dengan cepat dan keras. Sedangkan latihan beban didasarkan pada pendekatan kekuatan-daya tahan otot, makanya terkesan statis pada prosesnya tetapi tujuan akhirnya baik untuk meningkatkan kualitas teknik gerakan smash lurus. Dengan demikian secara keseluruhan hasil kemampuan smash lurus atlet sepak takraw yang dilatih dengan metode latihan pliometrik lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Bagi kelompok kelentukan tinggi dilatih dengan metode latihan pliometrik lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih metode latihan beban Hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa bagi kelompok yang memiliki kelentukan tinggi latihan pliometrik memberi pengaruh yang lebih baik terhadap kemammpuan smas dibanding dengan latihan beban. Hal ini diterima kebenarannya karena berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan signifikansi tinggi. Hasil tersebut diperkuat oleh teori bahwa kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan penguluran ruang gerak sendi seluas-luasnya, selain oleh ruang gerak sendi juga kelentukan ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendin dan ligament. Seorang atlet yang memiliki kelentukan tungkai tinggi akan memberikan peluang besar untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang lebih cepat dan gesit. Dia lebih leluasa mengambil ancang-ancang lompatan, lebih mudah mengangkat kaki pada saat memukul bola, memiliki peluang memukul bola dengan kuat, lebih mudah mengarakan bola pada saat smash, saat mendarat ke lantai kaki lebih mengeper dengan sempurna. Sehubungan dengan pembentukan gerakan-gerakan cepat dan gesit maka latihan pliometrik adalah salah satu latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan, power eksplosif, kelentukan dan khususnya kelentukan pada tungkai. Bentuk latihan pliometrik menyerupai gerakan dalam teknik dasar smash lurus dalam sepak Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 57 takraw, dimana yang ditingkatkan adalah kualitas lompatan dan kecepatan yang dilatih. Apabila seseorang memiliki kelentukan tungkai tinggi akan cepat dan mudah menyesuaikan saat melakukan gerakan latihan pliometrik. Sementara pelaksanaan latihan beban lebih ditekankan pada pengontrolan gerakan dan terfokus pada anggota tubuh yang dilatih sehingga terkesan statis. Tentunya bagi atlet yang memiliki kelentukan tinggi jika diberikan latihan beban perlu penyesuaian tersendiri. Oleh karena itu, kemampuan smash atlet sepak takraw yang memiliki kelentukan tungkai tinggi ketika dilatih dengan metode pliometrik akan lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Bagi kelentukan rendah diberikan metode latihan beban lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan pliometrik terhadap kemampuan smas dalam permainan sepaktakraw Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan bahwa metode latihan pliometrik A1B2 kurang lebih baik pengaruhnya dari kelompok yang dilatih dengan metode latihan beban A2B2 pada tingkat kelentukan rendah terhadap kemampuan smas pada permainan sepaktakraw. Hal ini diterima kebenarannya karena berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan signifikansi yang cukup nyata. Bagi atlet yang memiliki kelentukan tungkai rendah, peluang melakukan gerakan akan lebih lamban, sehigga dia lebih cocok diberikan metode latihan beban, karena gerakan hampir dikatakan statis dan lebih mudah dipantau kesalahan-kesalahan gerakannya. Jadi latihan beban akan memberikan solusi bagi para atlet yang kualitas kelentukannya rendah untuk bisa melakukan smash lurus. Karena tidak selamanya smash lurus selalu dilakukan dengan cepat tetapi terkadang dilakukan dengan lambat juga namun hasilnya mematikan. Jadi pada prinsipnya seorang atlet sepak takraw yang gerakannya lambat atau kelentukan rendah bukan berarti harus memaksakan dirinya untuk melakukan smash dengan cepat, tetapi dia harus lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi fisiknya. Sedangkan latihan pliometrik yang bertujuan untuk meningkatkan power ekplosif dilakukan secara dinamis dan cepat, hal ini tentunya sangat memerlukan atlet yang memiliki kelentukan tungkai tinggi. Dengan demikian kemampuan smash bagi atlet yang memiliki kelentukan rendah ketika dilatih dengan metode latihan pliometrik kurang efektif dibandingkan dengan atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Interaksi antara metode latihan pliometrik dan metode latihan beban dengan kelentukan tungkai terhadap kemampuan smash lurus pada permainan sepak takraw Hipotesis keempat, menyatakan bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampuan smas pada permainan sepaktakraw. Hal ini dapat diterima kebenarannya sehubungan dengan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan signifikansi yang nyata secara statistik. Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians mengenai interaksi antara metode latihan dan Motivasi berprestasi terhadap kesegaran jasmani siswa , secara keseluruhan seperti tampak pada Tabel. Terbukti bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan, yaitu diperoleh harga Fh kolom AB sebesar yang ternyata lebih besar dari Ft sebesar dengan dk pembilang V1 a-lb-l = 1, dk penyebut V2 abn-l = 2x2 10-1 = 36. Berarti hipotesis nol H0 yang menyatakan ada interaksi antara metode latihan dan kelentukan dalam pengaruhnya terhadap Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 58 kemampuan smas di terima. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa pencapaian tingkat kemampuan smas dipengaruhi oleh interaksi antara metode latihan dan Motivasi berprestasi. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara model latihan dan kelentukan tungkai. Penelitian terdahulu memberikan informasi bahwa latihan pliometrik Thomas, French, & Hayes, 2009, membandingkan pengaruh latihan pliometerik terhadap kelincahan dan power untuk sepak bola. Terjadi peningkatan terhadap kemampuan lompat tinggi dan kelincahan tetapi tidak terjadi perubahan pada kemampuan sprint. Sağıroğlu, Konar, Önen, Ateş, & Alkurt, 2012 penelitian membuktikan bahwa pliometerik pada pemain basket, dengan latihan selama delapan minggu dengan pertemuan tiga kali dalam seminggu. Hasil penelitian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap anaerobic power. Flavio, de Oliveira, & de Souza, 2018, pengaruh pliometrik terhadap terhadap kecepatan lari 30 meter kemampuan lompat horizontal. Sampel 14-17 tahun pemain sepak bola dengan latihan pliometrik dua kali dalam seminggu dilakukan selama empat minggu belum memberikan dampak terhadap kecepatan lari dan tes kemampuan lompat horizontal dan vertical. Furqoni & Sudijandoko, 2019, pengaruh lompat tali dengan lompat dan diagonal terhadap power tungkai dan kelincahan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan power tungkai 12% dan kelincahan 1%. Sedangkan hasil untuk yang lompat diagonal 8% untuk power dan 2% untuk kelincahan. Berryman, Maurel, & Bosquet, 2010 Latihan pliometerik dan latihan beban keduanya efektif untuk meningkatkan efisiensi teknik dalam lari. Pembahasan berikutnya adalah tentang latihan beban Garthe, Raastad, Refsnes, Koivisto, & Sundgot-Borgen, 2011 dalam kontek ini peneliti membuktikan bahwa latihan beban dapat dipergunakan untuk menurunkan berat badan. Ho, Dhaliwal, Hills, & Pal, 2012 Setelah latihan 12 minggu dengan intensitas moderat, lima kali dalam seminggu berhasil menurutkan berta badan dan lemak, serta terjadi peningkatan kebugaran. Tsaklis, Grooten, & Franzén, 2012 Meneliti pengaruh latihan beban terhadap keseimbangan, setelah latihan selama empat minggu terjadi peningkatan keseimbangan dari skor awal 42 ke 46. Penelitian berikutnya Beattie, Kenny, Lyons, & Carson, 2014 Atlet melakukan latihan daya tahan lebih dari 6 jam per minggu dan latihan beban 5 jam per minggu. Setelah selama enam bulan kedua latihan ini meningkatkan VO2 max dan efisiensi serta meningkatkan power. Berdasarkan meta analisa yang dilakukan oleh Denadai, de Aguiar, de Lima, Greco, & Caputo, 2017 menyimpulkan bahwa latihan beban dengan beban berat memberikan manfaat dalam meningkatkan efisiensi lari, latihan dengan beban maksimal dilakukan secara eksplosif, selanjutnya Beattie, Carson, Lyons, Rossiter, & Kenny, 2017 dalam latihan yang cukup lama, selama 40 minggu memberikan bukti bahwa latihan kekuatan meningkatkan kekuatan maksimal dan kekuatan relative, meningkatkan efektifitas lari, meningkatkan VO2max dengan dosis satu repetisi maksimal setiap alat. Kedua latihan ini sama sama dapat dipergunakan untuk meningkatkan kekuatan dan power, ketika kekuatan dan power ini telah meningkat maka asumsinya akan dapat dipergunakan untuk melakukan smash dalam sepak takraw. Smash merupakan gabungan kemampuan biomotor dan teknik koordinasi tubuh. biomotor yang diperlukan adalah power, sedangkan power diperoleh dari kekuatan dan kecepatan. Latihan beban akan meningkatkan kekuatan ataupun juga power, sedangkan latihan pliometrik akan mengingkatkan power. Dengan latihan beban juga dapat meningkatkan power dengan menentukan dosis intensitas dan irama repesiti yang seharusnya untuk tujuan power. Latihan pliometrik adalah latihan yang secara khusus ditujukan untuk melatih power. Larihan beban berdasarkan bukti penelitian juga memberikan dampak yang sama terhadap efisiensi, kekuatan, power, BMI, kadar lemak, daya tahan dan Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 59 kebugaran. Berdasarkan pada penelitian dan asumsi berfikir ini maka jika unsur biomotor dinaikkan, maka dengan sendirinya akan memberi nilai positif terhadap kemampuan teknik. Dengan semakin kuat dan lentur seorang atlet maka resiko untuk gagal dalam melakukan sebuah teknik akan dapat dikurangi. Dengan naiknya power maka hasil dari smash tentunya juga akan meningkat. KESIMPULAN Penelitian ini menguji metode latihan Pliometrik dan Metode latihan beban, variabel terikat adalah kemampuan smas dalam sepaktakraw, serta variabel kategori yaitu kelentukan tinggi dan kelentukan rendah. Berdasarkan hasil uji dan pembahasan maka disimpulkan, keseluruhan hasil kemampuan smash lurus atlet sepak takraw yang dilatih dengan metode latihan pliometrik lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Kesimpulan kedua kemampuan smash atlet sepak takraw yang memiliki kelentukan tungkai tinggi ketika dilatih dengan metode pliometrik akan lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Kesimpulan ketiga kemampuan smash bagi atlet yang memiliki kelentukan rendah ketika dilatih dengan metode latihan pliometrik kurang efektif dibandingkan dengan atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Kesimpulan keempat terdapat interaksi antara model latihan dan kelentukan tungkai. Berdasarkan pada kesimpulan ini secara umum dapat dipaham bahwa latihan metode pliometrik dan latihan beban sama sama meningkatkan kemampuan smash dalam sepak takraw. Jika dibandingkan kedua metode inim maka pliometeri akan lebih efektif meningkatkan kemampuan smash bagai atlet sepak takraw. DAFTAR PUSTAKA Alfiandi, Patrice., Ali, Nur., Wardoyo,Hendro,. 2018. Pengembangan Model Latihan Sepak Sila Pada Permainan Sepak - Jurnal Ilmiah Sport Coaching and Education. Vol. 2 No. 111-126. Retrive from Bomba, Tudor O. 1994. Theory and Metodology of Training. Dubuque Lowa Kendall/Hunt Publishing Company. Corbin, C. B., Pangrazi, R. P., & Franks, B. D. 2000. Definitions Health, fitness, and physical activity. President's Council on Physical Fitness and Sports Research Digest Beattie, K., Carson, B. P., Lyons, M., Rossiter, A., & Kenny, I. C. 2017. The effect of strength training on performance indicators in distance runners. Journal of Strength and Conditioning Research. Beattie, K., Kenny, I. C., Lyons, M., & Carson, B. P. 2014. The effect of strength training on performance in endurance athletes. Sports Medicine. Berryman, N., Maurel, D., & Bosquet, L. 2010. Effect of plyometric vs. dynamic weight training on the energy cost of running. Journal of Strength and Conditioning Research. Denadai, B. S., de Aguiar, R. A., de Lima, L. C. R., Greco, C. C., & Caputo, F. 2017. Explosive Training and Heavy Weight Training are Effective for Improving Running Economy in Endurance Athletes A Systematic Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 60 Review and Meta-Analysis. Sports Medicine. Edwin, Fleishman dalam Yanuar, Phil Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta Depdikbud. Flavio, J. M., de Oliveira, D. C., & de Souza, E. G. 2018. Effect of pliometric training on speed performance and height of vertical and horizontal heels for young football players. Revista Brasileira De Futsal E Futebol. Furqoni, R. S., & Sudijandoko, A. 2019. The comparison of rope jump, cone step up, and diagonal to the power and agility. Jurnal SPORTIF Jurnal Penelitian Pembelajaran. Garthe, I., Raastad, T., Refsnes, P. E., Koivisto, A., & Sundgot-Borgen, J. 2011. Effect of two different weight-loss rates on body composition and strength and power-related performance in elite athletes. International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism. Ho, S. S., Dhaliwal, S. S., Hills, A. P., & Pal, S. 2012. The effect of 12 weeks of aerobic, resistance or combination exercise training on cardiovascular risk factors in the overweight and obese in a randomized trial. BMC Public Health. Hakim, Rifki. 2013. Perbedaan Pengaruh Latihan Servis Dengan Jarak Tetap Dan Bertahap Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Smp Negeri 1 Banjarmangu Kab. Banjarnegara Tahun 2011/2012. Retrive from Herbart, A. Devries and Housh, Terry J. 1994. Physiology of Exercise. Dubuque Iowa WCB. Brown & Benchmark Publishers. Jamalong, A., Syam, A. 2014. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw. Yogyakarta Penerbit Ombak Munir, Abdul., Aji, Tri., Hermawan. 2015. Sumbangan kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap kemampuan servis bawah sepak Journal of Sport Sciences 4 1 hal. 1-6. Retrive from Nur, Hasriwandi., Jonni., Syampurna, Hilaminur., 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dalam Meningkatkan Penguasaan Teknik Dasar Sepaktakraw. Jurnal Performa. Volume 4. Nomor 1. Juni 2019. Hal. 29-39. Retrive from Persetas, PB. 1996. Peraturan Perwasitan, Permainan dan Pertandingan Sepak Takraw. Jakarta PB. Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia. Prastyo, Widhi., Hanani, Endang Sri., Akhiruyanto, Andry. 2012. Hasil latihan servis Twist Tenis jarak bertahap dan tetap Terhadap ketepatan. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 2 2012 hal. 92-98. Retrive from Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 61 Sağıroğlu, İ., Konar, N., Önen, M. E., Ateş, O., & Alkurt, Z. 2012. Effect of pliometric training on anaerobic performance in young basketball players. / genç basketbolcularda pliyometrik antrenmanin anaerobik performans değerlerine etkisi. Journal of Physical Education & Sports Science / Beden Egitimi ve Spor Bilimleri Dergisi. Thomas, K., French, D., & Hayes, P. R. 2009. The effect of two plyometric training techniques on muscular power and agility in youth soccer players. Journal of Strength and Conditioning Research. Tsaklis, P. V., Grooten, W. J. A., & Franzén, E. 2012. Effects of weight-shift training on balance control and weight distribution in chronic stroke A pilot study. Topics in Stroke Rehabilitation. Saleh, M. Sahib. Hubungan antara Kelentukan Pergelangan Tangan dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Bermain Tenis Meja Pada Siswa SMP Negeri 3 Makassar. Jurnal Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruariv2011. Hal. 53-63. Retrive from Semarayasa, I Ketut. 2016. Pengaruh strategi pembelajaran dan tingkat motorability terhadap keterampilan servis atas sepak Takraw pada mahasiswa penjaskesrek FOK UNDIKSHA. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 12, Nomor 1, April 2016. hal. 34-41. Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human performance. New York Macmillan Publishing Company Inc. Syahruddin., Suyuti, Andi. 2016. Pengaruh gaya mengajar latihan dan gaya mengajar komando terhadap keterampilan passing atas bolavoli. Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 02, Nomor 01, Januari-Juni 2016,Hal. 11-22. Retrive from Syam, Asry. 2019. Analisis Kemampuan Inteligensi Atlet Cabang Olahraga Sepak Takraw Provinsi Gorontalo. Jambura Journal of Sports Coaching Vol. 1, No. 2, Juli 2019 hal. 79 – 90. Retrive from Yassis, Michael, 1992. Rahasia Kebugaran Dan Pelatihan Olahraga Soviet, Terjemahan Andung Purbo. Bandung Institut Teknologi Bandung. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Sofyan FurqoniAndun SudijandokoThis study aims 1 to determine the effect of rope jump training on increasing leg muscle power and agility; 2 to determine the effect of step-up training on increasing leg muscle power and agility 3 to determine the effect of diagonal cone hops exercises on increasing leg muscle power and agility; and 4 to find out the differences in the effect of pliometric rope jump, step up, and diagonal cone hops exercises on increasing leg muscle power and agility. The sample of this study was 40 students of futsal extracurricular at Firdaus Jembrana High School. This type of research is quantitative research with a quasi-experimental method. The study design used a pre-test and post-test non-randomized control group, with data analysis using MANOVA. The process of collecting data was to use leg muscle power tests by using jump df and agility tests using the agility T-test during the pre-test and post-test. Then the research data were analyzed using SPSS ver It can be concluded that there is an increase in limb muscle power and agility for each group after being given training with a significant value There were no differences between the treatment groups p > The study concludes that both DJ and CMJ plyometrics are worthwhile training activities for improving power and agility in youth soccer of pliometric training on speed performance and height of vertical and horizontal heels for young football playersJ M FlavioD C De OliveiraE G SouzaFlavio, J. M., de Oliveira, D. C., & de Souza, E. G. 2018. Effect of pliometric training on speed performance and height of vertical and horizontal heels for young football players. Revista Brasileira De Futsal E Pengaruh Latihan Servis Dengan Jarak Tetap Dan Bertahap Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Smp Negeri 1Rifki HakimHakim, Rifki. 2013. Perbedaan Pengaruh Latihan Servis Dengan Jarak Tetap Dan Bertahap Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Smp Negeri 1Sumbangan kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap kemampuan servis bawah sepak takrawA JamalongSyamAbdulAjiTriHermawanJamalong, A., Syam, A. 2014. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw. Yogyakarta Penerbit Ombak Munir, Abdul., Aji, Tri., Hermawan. 2015. Sumbangan kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap kemampuan servis bawah sepak Journal of Sport Sciences 4 1 hal. 1-6. Retrive from jss/article/view/8623
Sejarahsingkat Lompat Tinggi dimulakan seawal Olimpik pada zaman Greece, rekod pertama acara Lompat Tinggi ketika di Scotland pada abad ke-19, dengan pencapaian atas 1.68 meter oleh peserta pada masa itu. Pelompat pada masa dahulu menggunakan gaya Gunting. Gaya ini sudah tidak dikenali oleh dunia lain sungguh pun masih ada peserta-peserta tanah air yang menggunakan gaya ini.
ArticlePDF AvailableAbstractBackground Badminton is one of the most popular sports in the world, including in Indonesia. Badminton has been around since the 1930s. The strength of the abdominal muscles contributes to a full smash during hitting. Explosive power is an important biometric ability in sports activities, because the explosive power will determine how hard people can hit, kick, jump, run and so on. Jump height is a component of physical fitness to measure leg muscle power. The purpose of this study was to analyze the correlation between abdominal muscle strength, arm muscle explosive power, jump height and the result of a full smash in badminton athletes. Methods This is a correlational research with cross-sectional approach. This research in the Badminton Field of SMK N 2 Manado in November 2020, using an analytical method with a cross-sectional design. The population is all PB athletes in Manado. The research instrument used was for abdominal muscle strength sit-ups, for the explosive power of the arm muscles two hand medicine ball put test, for the height of the jump vertical jump test, the results of the smash. Data analysis used two stages, namely univariate and bivariate. Results The results showed that the most distributed respondents based on male sex 62%, the average value of abdominal muscle strength the average value of arm muscle explosive power the average value – the average jump height 2, and the average value of the smash results The results of bivariate analysis showed that there was no relationship between abdominal muscle strength rcount = rtabel 0,444. Penelitian ini juga sejalan dengan Prabowo 2015 hasil analisis data diperoleh perhitungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot lengan, kelentukan pergelangan tangan dengan hasil smash normal diketahui Fhitung masing-masing sebesar 18,02X1, 34,56X2, dan 21,88X3 >Ftabel 4,60 jadi hipotesis diterima. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot lengan, dan kelentukan pergelangan tangan dengan hasil smash normal pada atlet klub bola voli Putra Mustika Blora tahun 2015, atau dengan Asnaldi 2020 daya ledak otot lengan memiliki kontribusi yang berarti terhadap ketepatan smashsiswa SMKN 1 Solok-Selatan sebesar 41,22%. Artinya ketepatan smash dapat ditingkatkan melalui daya ledak otot lengan. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan dari faktor situasi dan kondisi atlet. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan dikarenakan pada saat pengambilan data, atlet selama 7 bulan terakhir tidak melakukan latihan rutin karena situasi Pandemi Covid-19, sehingga kondisi fisik atlet menurun. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam lagi bagaimana daya ledak otot lengan bisa berhubungan dengan pukulan smash penuh. Hubungan antara tinggi lompatan terhadap hasil pukulan smash penuh Seorang pemain bulutangkis bila sedang melakukan jump smash, pemain harus melompat dengan ketinggian maksimal. Pentingnya faktor strength dan power otot tungkai dalam permainan bulutangkis, maka diperlukan metode latihan yang mampu Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1, March 2021 29 meningkatkan strength dan power otot tungkai tersebut. Terdapat perbedaan yang nyata signifikan diantara teknik loncatan vertikal dan teknik loncatan parabol depan terhadap akurasi shuttlecock. Terdapat perbedaan yang nyata signifikan teknik loncatan vertikal dan teknik loncatan parabol depan terhadap kecepatan shuttlecock. Dimana teknik loncatan parabol depan memiliki hasil lebih baik dari pada loncatan vertikal. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 50 atlet bulutangkis diperolah hasil rx3,y =-0, 008 yang lebih kecil dengan rtabel untuk 50 orang sampel yakni 0,273. Secara kuantitatif hasil ini menyimpulkan tinggi lompatan tidak ada hubungan dengan hasil pukulan smash atlet bulutangkis. Kondisi ini terlihat dari hasil test tinggi lompatan dengan tiga percobaan, secara akumulatif yang dilakukan Calvin responden ke-1 yang mampu melompat setinggi 7,9 centimeter namun berhasil memukul 15 pukulan smash. Hal ini berbeda dengan Agus responden ke-27 yang hanya mampu melompat setinggi 5,15 meter mampu memukul dengan sempurna 20 pukulan smash. Dua perbandingan tersebut semakin menguatkan bagaimana tinggi lompatan tidak menjamin seorang atlet untuk mampu memukul smash dengan cukup banyak dalam dua puluh kali percobaan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan antara tinggi lompatan dengan hasil pukulan smash pada atlet bulutangkis. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gustaman 2019, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi lompatan dengan kemampuan smash bulutangkis, dapat dilihat dari nilai sebesar 0,85 72,5%. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan dari faktor situasi dan kondisi atlet. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan dikarenakan pada saat pengambilan data, atlet selama 7 bulan terakhir tidak melakukan latihan rutin karena situasi Pandemi Covid-19, sehingga kondisi atlet secara fisik menurun. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam lagi bagaimana tinggi lompatan bisa berhubungan dengan pukulan smash penuh. Tidak adanya pengaruh antara ketiga variabel X terhadap variabel Y, bukan berarti hasil pengukuran terhadap atlet bulutangkis ini tidak dapat diterima. Dari hasil pengukuran ini, pada dasarnya terlihat bahwa 50 orang atlet yang di test sudah memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk menjadi atlet bulutangkis, oleh karena itu apapun hasil pengukuran dari ketiga variabel X tidak akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam melakukan smash. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil pukulan smash yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pukulan smash penuh atlet bulutangkis antara lain, fisik, taktik dan mental yang dimiliki atlet tersebut. Fisik yang prima pada saat pengukuran cukup menentukan atlet dalam memukul 20 smash penuh dalam satu pengukuran. Hal ini juga berlaku pada taktik yang dimiliki atlet seperti kemampuannya dalam menangkap ketepatan shuttlecock untuk jatuh dititik utama ketika melakukan smash, dan bagaimana kecepatan tangan dalam melakukan smash. Sikap mental seorang atlet juga menentukan keberhasilannya dalam melakukan smash penuh seperti ketenanganoptimistik. Faktor eksternal juga memberikan pengaruh terhadap pukulan smash penuh atlet bulutangkis. Faktor eksternal tersebut meliputi pelatih, sarana dan prasarana, keluarga, lingkungan dan gizi. Aspek pelatih cukup mempengaruhi seperti kecakapan pelatih untuk memberikan instruksi latihan yang memadai akan membantu atlet dalam mencapai hal yang maksimal dalam latihan. Aspek sarana dan prasarana seperti gedung, latihan, peralatan lainnya juga turut membantu atlet dalam menciptakan kondisi latihan yang baik. Keluarga pada dasarnya tidak terlalu mempengaruhi hanya saja latar belakang keluarga yang mendukung sangat membantu atlet bulutangkis untuk mampu meraih hasil yang maksimal. Aspek lingkungan seperti pertemanan antar atlet juga menjadi faktor yang Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1, March 202130 memberikan kontribusi untuk membentuk keyakinan dan rasa optimistik seorang atlet. Perasaan mendapat dukungan dari rekan sesama atlet akan mampu meningkatkan emosional yang positif bagi atlet bulutangkis. Faktor eksternal lainnya ialah gizi seorang atlet. Gizi disini termasuk asupan makanan bergizi akan menentukan kondisi fisik ideal atlet dan tentu mempengaruhi kemampuan atlet dalam melakukan pukulan smash penuh PENUTUP Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan, dan tinggi lompatan tidak berhubungan dengan hasil pukulan smash penuh pada atlet bulutangkis di kota Manado. Berdasarkan penelitian ini harus dilakukan penelitian lanjutan tentang kontribusi kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan, dan tinggi lompatan terhadap hasil pukulan smash pada sample size lebih besar. REFERENSI Aksan, H. 2012. Mahir Bermain Bulutangkis. Nuansa Cendikia. Bandung Andara, E. H. 2017. Perbandingan komponen kondisi fisik bulutangkis pada atlet PB FIFA Sidoarjo dan atlet PB Satria Muda Sidoarjo U17. Jurnal Unnes. 2 3 Arisman, A, & Saripin, S. 2018. Hubungan kelentukan pergelangan tangan dan power otot lengan-bahu dengan hasil akurasi smash bulutangkis putra pada PB Angkasa Pekanbaru. Journal Of Sport Education. 11 9-16. Asnaldi, A., Nirwandi, N., & Aprisandy, D. 2019. Pengaruh weight training terhadap peningkatan daya ledak otot lengan. Sport Science, 19 1, 1–9. Depdiknas. 2010. Tes kesegaran jasmani indonesia untuk anak umur 16-19 tahun. Depdiknas. Jakarta. Haq, P, F. 2016. Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Kekuatan Otot Peras Tangan, Dan Konsentrasi Terhadap Ketepatan Pukulan Jumping Smash Pada Atlet Bulutangkis Kabupaten Jombang. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Artikel Skripsi. Hasyim, N., & Muhajir. S. 2021. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. PT Elex Media Komputindo. 98 Hal Hermanto, Bambang., Ramadi, R., Agust, K., 2016. Hubungan antara Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi-api." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, vol. 3, no. 2. Irwan, L, M., Candra, D, W., & Muliyani, S, E. 2018. Hubungan Antara Daya Ledak Otot Lengan Dan Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb Bintang Generasi Kota Raja tahun 2018. Jurnal Undikma. 5 2 Ismaryati. 2011. Tesdan pengukuranolahraga. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Kridisuwarso, B., & Hakim, A, A. 2014. Biomekanika Olahraga. CV Jakad Media Publishing; Surabaya. 106 Hal. Legeayem, T, R., & Wiriawan. 2017. Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Otot Perut, Otot Kaki, dan Power Kaki Terhadap Jumping Smash Pada Bulutangkis. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 20 1 Lisdiantoro, G. 2016. Hubungan Antara Koordinasi Mata Tangan, Power Otot Lengan dan Kekuatan Otot Perut Dengan Kemampuan Pukulan Smash Dalam Permainan Bulutangkis. Premiere Educandum. Volume 6 Nomor 2. Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1, March 2021 31 Ostojić. Stojanović M., Ahmetović Z. 2010. Vertical jump as a tool in assessment of muscular power and anaerobic performance. Med Pregl. 635-6371-5. Permadi, G, A., 2017. Survey Tingkat Kondisi Fisik Atlet Bulutangkis PB. Pahlawan Sumenep. Jurnal Ilmiah Mandala Education. Vol. 3, No. 2. Poole, J. 2016. Belajar bulutangkis. CV. Pioner Jaya. Bandung. Prabowo, D, A. daya ledak otot tungkai kekuatan otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan hasil smash normal. Universitas Negeri Semarang. Tesis Rinaldi, M. 2020. Buku Jago Bulutangkis. Cemerlang; Tangerang Selatan 100 Hal. Setiawan, A. 2020. Akurasi smashforehand bulutangkis dikaitkan dengan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan. Jurnal Unsur. Volume 10 Nomor 1 Edisi Juni 2020. Setyawan, I. 2016. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan dan Power Otot Tungkai dengan Ketepatan Smash dalam Permainan Bulutangkis Siswa Sekolah Bulutangkis Mataram Raya Sleman Tahun 2016. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Vol 5, No 8. Surahman, F., Yeni, H, O., & Sanusi, R. 2019. Hubungan Daya Ledak Otot Lengan Dan Kelentukan Pinggang Dengan Kemampuan Smash Bulutangkis Pada Ekstrakurikuler Siswa Sma N 2 Karimun. Jurnal Pendidikan MINDA. Vol. 1, No. 1 Yuliawan, D. 2017. Bulutangkis dasar. Yogyakarta CV Budi Utama. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Aprisandy Arie Asnaldimengetahui seberapa besar pengaruh Weight Training menggunakan Bench Press terhadap daya ledak otot lengan atlet karate Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2019 di Gedung Labor FIK tepat nya di aula karate dan Fitnes Centre. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet karate Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Padang yang berjumlah 30 orang dimana sebanyak 22 orang atlet putra dan 8 orang atlet putri yang berusia 18-25 tahun dan sampel diambil berdasarkan teknik Purposive Sampling sebanyak 15 orang atlet putra dan putri yang berumur 18-20 atau Under 21. Untuk mendapatkan data penelitian digunakan tes Two Hand Medicine Ball Push. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t-test. Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t-test. Hasil pengolahaan data dalam penelitian ini adalah 1 diperoleh rata-rata menjadi artinya penerapaan Weight Training dengan bentuk latihan beban menggunakan bench press dapat menungkatkan daya ledak otot lengan ditandai dengan diperoleh thitung 5,1376 > ttabel artinya penerapan Weight Training manggunakan Bench Press dapat meningkatkan daya ledak otot lengan atlet karate Pendidikan Olahraga Unverisitas Negeri Padang, dimana menunjukan hasil yang baik. Anang SetiawanFauzan EffendiMohammad TohaPada permainan bulutangkis, smash merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan poin. Kekuatan otot lengan dan ketepatan pukulan menjadi beberapa kunci suksesnya pukulan smash. Keterkaitan kedua faktor penentu pukulan smash tersebut perlu diketahui hubungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan ketepatan smash forehand dalam permainan bulutangkis. Metode dalam penelitian menggunakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes pengukuran keterampilan smash forehand. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi Pearson product moment. Populasi dan sampel yang digunakan ialah mahasiswa UKM bulutangkis dengan sampelnya menggunakan teknik sampling jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 Terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash forehand. 2 Terdapat hubungan antara koordinasi mata-tangan dengan ketepatan smash forehand. 3 Terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan ketepatan smash forehand dalam permainan Lisdiantorop>This study has a purpose to determine the relationship between each variable. This study used descriptive correlational study. The study population was students of IKIP PGRI MADIUN in total 60 students. The research sample was 30 male students with techniques purposive sampling. This research resulted in the following conclusions 1 there is a significant correlation between hand-eye coordination with the ability to smash, the correlation coefficient of With N = 30, 5% value rtabel 0463. Turns rhitung = 5% rtabel 0463. 2 there is a significant correlation between muscle power arm with the ability to smash, the correlation coefficient of With N = 30, 5% value rtabel 0463. Turns r hitung = 0651> r tabel 5% 0463 3 there is a significant correlation between the strength of the abdominal muscles with the ability to smash, the correlation coefficient of With N = 30, 5% value r tabel 0463. Turns r hitung = 0549> 5% r tabel 0463. 4 there is a significant correlation between hand-eye coordination, power arm muscles and abdominal muscle strength with the ability to smash, Retrieved of 12,581 correlation coefficient, with F table db = 3 opponents 26 with a significance level of 5% = turns F regresi price = > prices F tabel 5% = ArismanSaripin Saripin Aref VaiMasalah dalam penelitian ini adalah terlihat bahwa kemampuan smash mereka masih kurang baik, arah cock datar dan tidak menukik, pukulannya gampang dikembalikan, jalan bola tidak kencang, cock sering keluar lapangan atau tidak mengarah pada sasaran dan juga masih ada yang menyangkut di net. Hal ini diduga karena kelentukan pergelangan tangan dan power otot lengan-bahu yang sehingga mengakibatkan akurasi smash tidak mengarah pada arah sasaran smash. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat Hubungan Kelentukan Pergelangan Tangan dan Power otot lengan-bahu Dengan Hasil Akurasi Smash Bulutangkis Putra Pada PB. Angkasa Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel yaitu keseluruhan populasi total sampling atlet bulutangkis putra PB. Angkasa Pekanbaru berjumlah 8 orang. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi. Kemudian, tes data menggunakan tes normalitas, tes produk momen korelasi, dan tes bahwa Lhitung variabel X1 = 0,254, Lhitung variabel X2 = 0,140 dan Lhitung variabel Y= 0,190 dimana Ltabel diperoleh 0,285 α = 0,05, dengan demikian Lhitung = 0,254 < Ltabel 0,285 pada variabel X1, Lhitung 0,140 < Ltabel = 0,285 pada variabel X2 dan Lhitung = 0,190 < Ltabel = 0,285 pada variabel Y , dengan kata lain disimpulkan bahwa data X1, X2 dan Y berdistribusi strength and anaerobic power could be assessed by single and multiple vertical jump testing procedures. Anaerobic capacity measured by vertical jump testing is highly correlative with athletic performance, as compared to other anaerobic testing procedures. The most frequently used protocol with contact mat or force platform consists of single jump squat jump, drop jump, countermovement jump and serial jump testing with different duration. Measured variables include jump height and duration along with absolute and relative peak muscular power. Several investigators have clearly shown superior jump performance variables in elite athletes as compared to non-elite subjects. Differences obtained could be due to genetic factors and acute or prolonged effects of training regimen. withPerbandingan komponen kondisi fisik bulutangkis pada atlet PB FIFA Sidoarjo dan atlet PB Satria Muda Sidoarjo U17H E H AksanAksan, H. 2012. Mahir Bermain Bulutangkis. Nuansa Cendikia. Bandung Andara, E. H. 2017. Perbandingan komponen kondisi fisik bulutangkis pada atlet PB FIFA Sidoarjo dan atlet PB Satria Muda Sidoarjo U17. Jurnal Unnes. 2 3Tes kesegaran jasmani indonesia untuk anak umur 16-19 tahunDepdiknasDepdiknas. 2010. Tes kesegaran jasmani indonesia untuk anak umur 16-19 tahun. Depdiknas. HaqHaq, P, F. 2016. Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Kekuatan Otot Peras Tangan, Dan Konsentrasi Terhadap Ketepatan Pukulan Jumping Smash Pada Atlet Bulutangkis Kabupaten Jombang. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Artikel antara Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan SiapiapiN HasyimS MuhajirBambangR RamadiK AgustHasyim, N., & Muhajir. S. 2021. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. PT Elex Media Komputindo. 98 Hal Hermanto, Bambang., Ramadi, R., Agust, K., 2016. Hubungan antara Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapiapi." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, vol. 3, no. Antara Daya Ledak Otot Lengan Dan Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb Bintang Generasi Kota Raja tahunL IrwanM CandraW MuliyaniIrwan, L, M., Candra, D, W., & Muliyani, S, E. 2018. Hubungan Antara Daya Ledak Otot Lengan Dan Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb Bintang Generasi Kota Raja tahun 2018. Jurnal Undikma. 5 2
latihanbeban dan fisik bola voli - Latihan fisik bola voli - agar lompatan tinggi dan pukulan keras tonton - Latihan fisik bola voli - jangan lupa like and
- Dalam permainan bola voli, untuk mendapatkan poin dapat dilakukan dengan memukul bola secara keras ke daerah lawan. Pukulan ini biasanya dilakukan oleh pemain berposisi penyerang. Bola voli adalah jenis permainan bola besar yang dimainkan secara beregu. Pertandingan bola voli dimainkan oleh dua regu atau tim secara pertandingan bola voli adalah regu yang mampu mencetak poin paling banyak. Salah satu teknik pukulan dalam bola voli yang bertujuan untuk mencetak nilai atau poin untuk tim adalah smash. Smash sendiri merupakan salah satu teknik dasar bola voli. Baca juga Garis Serang dalam Bola Voli Dikutip dari modul Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas X 2020 yang disusun oleh Tono Supriatna Nugraha, smash merupakan upaya serangan untuk mematikan lawan dengan pukulan yang cepat dan keras melewati net. Smash disebut juga dengan istilah spike. Smash dilakukan dengan cara memukul bola dengan menggunakan telapak tangan dan dipukul sambil melompat. Untuk melakukan smash, dibutuhkan kemampuan meloncat yang tinggi dan kecepatan tangan dalam memukul permainan bola voli, smash merupakan pukulan bola ketiga yang dilakukan oleh pemain berposisi spiker atau smasher. Seorang spiker akan melakukan smash setelah menerima bola kedua dari tosser atau setter. Baca juga Macam-macam Posisi dan Tugas Pemain Bola Voli Cara Melakukan Smash dalam Bola Voli RAHAYU Pemain bola voli putri Jawa Timur saat melawan Jawa Tengah PON XX Papua 2021 yang berakhir dengan skor 3-1 GOR Voli Indoor Koya Koso Kota Jayapura, Kamis 30/9/2021 sore. Seorang pengumpan atau setter dalam permainan bola voli bertugas memberikan umpan untuk dipukul ke daerah lawan. Teknik dasar yang lebih cocok digunakan agar dapat dipukul dengan keras adalah smash. Lantas bagaimana cara melakukan smash dalam permainan bola voli? Baca juga Tugas Wasit dalam Bola Voli Berikut adalah cara melakukan smash agar menghasilkan bola yang melaju cepat dan tajam ke area permainan lawan. Berdirilah dengan sikap melangkah menghadap net Berat badan berada di kaki depan, diawali dengan beberapa langkah kaki dan melebar pada langkah terakhir Kedua kaki menolak ke atas dengan menyesuaikan tinggi bola, diikuti dengan ayunan lengan ke depan atas untuk melakukan pukulan Untuk mendapatkan hasil smash yang menukik harus dilakukan dengan memukul bola di bagian atas bola Setelah melakukan pukulan, mendaratlah dengan kedua ujung telapak kaki, diikuti dengan lutut yang dilenturkan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
ilmulompat tinggi dan pukulan keras; pemberitahuan mengenai kegiatan silaturrahim perda obat gatal terkena pohon hantu rengas dan sabun aj kemat semar mesem; pembangkit birahi kaum hawa; puter giling; dimaharkan patung ayam kuno dari kalimantan bahan sholawat bariyyah; asma serabat sunan lawu; wirid pengasihan; asma untuk memperbesar
Sändy Hyuugä 23 Desember pukul 1647 tolong bagi ilmu nya lompat tinggi dan pukulan keras. Abby Abi Abby Abi Hehehe... Ilmu gampang.. ... Tapi cara riadzoh yang susah.. Baik akan abi ijazahkan ilmu untuk pukulan.. Ilmu ini dulu pernah diposting digrup ini.. Namanya Ajian Samber nyawa... BISMILLAH HIRAHMANIRAHIM... QULUU NAFSIN DAIKATUL BISMAT... diwirid setelah sohat wajib sebanyak 11X... Kalo mau pakai cukup 3x sambil tahan nafas .... Jika sudah 3x tiupkan sama telapak tangan.... Usapkan kebadan kaki... Klo mmau menggunakan misalnya mau PUKUL ✊.. TENDANGAN.... BACA ZAA DALAM HATI KALIMAT TERAKHIR ______BIS_MAT_______ sambil tahan nafas.. Hentakan kaki ketanah sambil mukul atau nendang... Maf bukan pamer atau sombong.... Abi seorang Atlet BOXER pernah mukul dan tendang musuh sampai pingsan...
3Kviews, 118 likes, 3 loves, 11 comments, 0 shares, Facebook Watch Videos from Mbak Widri Ratu susuk jawa: Susuk untuk Lompatan Tinggi dan Pukulan Keras (Susuk Voli) Konsultasi langsung dengan Mbak
Latihanini berguna sekali bagi kalian yang ingin meningkatkan :1. Meningkatkan kekuatan otot tungkai2. Meningkatkan kekuatan otot perut3. Meningkatkan kekua
Apapunalasan Anda untuk mencari artikel tentang Amalan al-quran untuk bisa lompat tinggi dan pukulan kuat, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang Amalan al-quran untuk bisa lompat tinggi dan pukulan kuat
TeknikLompat Tinggi - Olahraga atletik dalam kategori lompat ini menjadi salah satu cabang olahraga yang paling banyak diminati dan ramai dikenal publik.Olahraga atletik di bidang lompat awalnya populer pada tahun 1887 dan resmi diperkenalkan dalam Olimpik di tahun 1896. Sejak saat itu olimpik menjadi semakin populer karena publik menanti gaya lompatan indah dari para atlet.
Andajuga bisa membaca kumpulan artikel lainnya seperti susuk buat voli agar lompat tinggi dan pukulan keras yang Anda baca saat ini. Bila ingin menjadikan artikel susuk buat voli agar lompat tinggi dan pukulan keras sebagai bahan kliping atau makalah, di sini anda bisa mendownloadnya secara gratis.
Untukpemaharan silahkan hubungi kami melalui nomor 0816577880 Devi Kumala Situs kami https://pusatjimat.com
Suatubentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan dalam upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin jatuh adalah pengertian dari lompat tinggi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian olahraga lompat tinggi adalah salah satu jenis aktivitas olahraga yang dilakukan meloncat setinggi
Ilmulompat tinggi dan pukulan keras; alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ♥Selamat Datang di gubuk kami..♥ Silahkan amalkan semua artikel di blog ini dengan bijak dan agar lebih mendekatkan kita kepada Allah SWT.♥ Bagi yang ingin berpartisipasi atau mengirim artikel di blog ini silahkan hubungi kami di nomor 085753960096 atau email ke
5TfLm.